Wednesday, December 6, 2017

Pengendalian Hayati dengan Predator Alaminya

bacajuga

Oleh
Vredighrichal Gurahman

Sumber : http://entnemdept.ufl.edu/creatures/beneficial/lady_beetles.html


Dalam agroekosistem, keberadaan musuh alami sangat menentukan keseimbangan rantai makanan. Musuh alami yang ada di agroekosistem dapat beragam jenisnya, baik parasitoid, predator, maupun patogen. Keberadaan musuh alami akan menjaga populasi serangga hama agar tetap berada di bawah ambang ekonomi. sehingga sangat penting menjaga populasi musuh alami yang ada di agroekosistem sebagai salah satu bentuk teknik pengendalian dan meminimalisir penggunaan pestisida kimiawi sintetik.

Dalam buku Purnomo (2010) yang berjudul Pengantar Pengendalian Hayati dijelaskan bahwa kemampuan serangga predator dalam menemukan mangsanya (Hama) sangat dipengaruhi oleh senyawa kimiwi. Senyawa kimiawi yang dilepaskan oleh serangga hama akan menjadi penunjuk arah bagi serangga predator untuk menemukan mangsanya. sebagai contoh serangga herbivora yang memakan Tobacco attenuate akan melepaskan senyawa volatile yang digunakan oleh predator untuk melokasi mangsanya.

Kemampuan predator menangkap mangsanya dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

1. Pencarian Secara Random

Perilaku ini di dasarkan oleh lama waktuna predator menemukan mangsanya. Predator akan melakukan random searching tanpa adanya crues tertentu. Sehingga ketika ditemukan adanya mangsa maka predator berperilaku jenis ini akan segera melakukan pencarian. Contoh predator yang berperilaku jenis ini adalah Podius maculaventris.

2. Pencarian Secara Langsung

Predator perilaku jenis ini adalah predator yang memang ada pada mikrohabitat yang sudah ada mangsa di dalamnya. Dengan demikian probabilitas untuk dapat menemukan mangsanya adalah tinggi. Selainitu, predator jenis ini biasanya memiliki indra penglihatan yang baik sehingga akan mendukung kegiatan perburuannya.

3. Pencarian Aktif

Jenis predator ini biasanya memiliki alat gerak yang memungkinkan predator dapat mencari mangsanya dari satu tempat ke tempat yang lain. Kemampuan melihat dan senyawa kimia sangat menentukan predator menemukan mangsanya. Salah satu jenis predator ini adalah Capung.

4. Sergapan 

Predator dari jenis ini adalah predator yang menunggu mangsanya ada dalam jangkauannya. Menunggu dan berdiam diri sampai mangsanya mendekat lalu menyergap mangsanya dengan cepat menggunakan alat yang ada di bagian tungkai depannya. Salah satu contohnya adalah belalang sembah. Tungkai depan yang kuat dan kokoh yang dimiliki oleh belalang sembah memungkinkan baginya untuk menyergap serangga hama baik yang terbang maupun yang tidak.

5. Jebakan

Perangkapa atau jebakan yang dibuat oleh predator akan memungkinkan serangga hama yang terjebak tidak dapat lari atau pergi dengan segera. Sementara serangga hama yang terjebak berusaha untuk lari, maka saat itulah predator akan memakannya. Predator jenis ini akan menunggu di dalam jebakannya.

6. Ketertarikan

Predator yang berprilaku jenis ini contonya adalah ligtning bugs. Predator akan melakukan suatu aktivitas yang akan membuat jantan lain tertarik dan mendekatinya. Ketika jantan lain mendekat, maka betina akan menangkap lalu memakannya.

Telah banyak dilaporkan bahwa keberadaan musuh alami di agroekosistem sangat berperan dalam menekan populasi hama. Salah satunya adalah kumbang kubah Coccinellidae. Udiarto (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pada agroekosistem tanaman cabai yang paling berpotensi menjadi predator bagi Bemisia tabaci  adalah Verania lineata, Menochilus sexmaculatus, dan Coccinella transversllis. Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nelli (2015) bahwa pada agroekosistem tanaman cabai Sumatera Barat predator yang mendominasi adalah dari jenis Menochillus sexmaculatus.

Borror (1992), Serangga ini di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum       : Arthropoda
Kelas       : Insekta
Ordo        : Coleoptera
Famili      : Coccinollidae
Genus      : Menochillus
Spesies     : Menochillus sexmaculatus Fabricius

Siklus hidup M. sexmaculatus berkisar antar 56-78 hari. Dengan fase telur berkisar antara  4-5 hari, fase larva 20-25 hari, berpupa selama 4-6 hari dan fase imago berlangsung selama 28-42 hari.
dalam satu siklus hidupnya, imago betina mampu menghasilkan telur sebanyak 3000 butir. Mangsa predator ini cukup beragar sebagai conto adalah hama kutu kebul tanaman cabai dan kutu aphis tanaman kacang-kacangan (Oka, 1998). M. sexmaculatus merupakan predator yang memiliki perilaku mencari mangsa secara langsung. Artinya pada mikrohabitat predator ini terdapat mangsa sebagai contoh adalah kutu kebul dan kutu aphis sp. Baik pada fase larva maupun fase imago, M. sexmaculatus keduanya merupakan predator. artinya, memakan organisme lain untuk bertahan hidup.


Sumber:

Borror, D.,J Triplehorn, C., A Johnson, N F., 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Nelly, Novri. Yaherwandi, M.S Efendi. 2015. Keanekaragaman Coccinelidae predator dan kutu daun (Aphididae sp.) pada ekosistem pertanaman cabai. PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON. 1(2). 247-253

Oka, I.N. 1998. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogakarta

Udiarto, BK., P. Hidayat.,, A. Rauf., Pudjianto, dan S.H Hidayat. 2012. Kajian Potensi Predator Coccinellidae untuk Pengendalian Bemisia tabaci (Genidius) pada Cabai Merah. J. Hort. 22(1). 77-85

No comments:

Post a Comment