Saturday, July 21, 2018

Budidaya Tanaman Cabai Merah di Pekarangan

Oleh: Vredighrichal Gurahman


                                                        sumber: Travel.kompas.com

Tanaman cabai merah adalah salah satu komoditas hortikultura penting yang ada di Indonesia. Sebab komoditas ini merupakan komoditas yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS (2018), konsumsi cabai merah perkapita seminggu di tahun 2017 yaitu 0.034 ons. Banyak hal yang menjadi alasan masyarakat Indonesia menggunakan cabai merah sebagai bahan makanan tambahan. Jika dilihat dari segi gizi, dalam Ashari (2006), buah cabai mengandung Vitamin A, Vitamin C, Riboflavin, Kalsium Fosfor, Besi, Niasin, Asam Askorbat dll. Selain itu kegemaran masyarakat Indonesia terhadap rasa pedas yang terkandung di Cabai merah.

Agensia Hayati -- Beauveria bassiana


Oleh: Vredighrichal Gurahman

Saat ini, penggunaan agensia hayati dalam mengendalikan hama dan kesadaran petani akan keuntungan yang didapat dengan memanfaatkan agensia hayati semakin meningkat. Hal ini didasari dengan dijumpainya produk-produk agensia hayati yang tersebar di pasaran.  Salah satu agensia hayati yang digunakan dalam mengendaliakan hama adalah Beauveria bassiana.


                                                              sumber:globalcitizenyear

Wednesday, December 6, 2017

Pengendalian Hayati dengan Predator Alaminya

Oleh
Vredighrichal Gurahman

Sumber : http://entnemdept.ufl.edu/creatures/beneficial/lady_beetles.html


Dalam agroekosistem, keberadaan musuh alami sangat menentukan keseimbangan rantai makanan. Musuh alami yang ada di agroekosistem dapat beragam jenisnya, baik parasitoid, predator, maupun patogen. Keberadaan musuh alami akan menjaga populasi serangga hama agar tetap berada di bawah ambang ekonomi. sehingga sangat penting menjaga populasi musuh alami yang ada di agroekosistem sebagai salah satu bentuk teknik pengendalian dan meminimalisir penggunaan pestisida kimiawi sintetik.

Dalam buku Purnomo (2010) yang berjudul Pengantar Pengendalian Hayati dijelaskan bahwa kemampuan serangga predator dalam menemukan mangsanya (Hama) sangat dipengaruhi oleh senyawa kimiwi. Senyawa kimiawi yang dilepaskan oleh serangga hama akan menjadi penunjuk arah bagi serangga predator untuk menemukan mangsanya. sebagai contoh serangga herbivora yang memakan Tobacco attenuate akan melepaskan senyawa volatile yang digunakan oleh predator untuk melokasi mangsanya.

Kemampuan predator menangkap mangsanya dapat dibagi menjadi beberapa jenis:

Monday, December 4, 2017

Prospek Kerja Mahasiwa Pertanian

Suatu sore ketika dalam mobil travel dari kampung halaman ke Bandar Lampung, terlibatlah percakapan antara si aku dan guru SD si aku dulu:

Guru SD: "Kuliah dimana sekarang Ch*l?"

si aku: "Kuliah di Unila (read: Universitas Lampung) Bu"

Guru SD: "ooh UNILA, jurusan apa?"

dengan bangga si aku menjawab "Jurusan Pertanian Bu"

namun si aku jadi agak menciut ketika Guru SD terdiam dan tidak berkomentar lagi. dan hal yang lebih menyakitkan lagi. Guru SD malah mengalihkan topik ke si anu yang jurusan yang lebih WOW katanya.

Guru SD: "Si anu kuliah di K****AN ya?"

si aku makin terdiam.


Dari percakapan itu, kita sadar sebagai mahasiswa pertanian bahwa stigma masyarakat mengenai pertanian dan petani masih sangat buruk. Banyak orang yang menghindari jadi petani karena tidak mau cangkul menyangkul dan panas panasan dan banyak pula pandangan bahwa lulusan pertanian akan sulit mencari kerja dan akhirnya cangkul menyangkul lagi. Ada banyak hal yang kurang masyarakat ketahui tentang kuliah di pertanian, terutama prospek lulusan mahasiswa pertanian.

Sunday, December 3, 2017

Pengendalian Hayati dengan Parasitoid

Oleh
Vredighrichal Gurahman

Pengendalian hayati merupakan suatu teknik pengendalian dengan menurunkan populasi hama melalui kinerja musuh alaminya. Harry Smith, Universitas California mendefinisikan bahwa penurunan populasi serangga disebabkan karena aksi dari musuh alaminya. Dalam buku Purnomo (2010) dijelaskan tentang perbedaan antara pengendalian hayati dan pengendalian secara alami. Perbedaan jenis kedua pengendalian itu adalah pada organisme sasaranya. Jika penurunan populasi suatu organisme non-serangga akibat aksi dari musuh alaminya maka disebut sebagai pengendalian alami. Jika penurunan populasi organisme hama akibat aksi dari musuh alaminya maka disebut sebagai pengendalian hayati.

Serangan Hama Wereng Jagung di Provinsi Lampung dan Teknik Pengendaliannya


Oleh
Vredighrichal Gurahman

Komoditas jagung memiliki penting dan strategi dalam pembangunan pertanian secara nasional maupun regional serta terhadap ketahanan pangan dan perbaikan perekonomian. Tanaman jagung merupakan komoditas trategis dan bernilai ekonomis serta memiliki peluang untuk dikembangkan sebab kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat setelah beras dan protein setelah kedelai. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pengolahan pangan, maka kebutuhan jagung  untuk bahan pangan juga akan semakin meningkat.

Lampung merupakan salah satu provinsi penghasil jagung di Indonesia. Menurut BPS (2015), Produksi jagung di Lampung menempatkan Lampung menjadi penyumbang terbesar ke-3 dari 7 provinsi di luar Jawa yaitu sebesar 9.26% atau rata-rata produksi sebesar 1.76 juta ton sejak tahun 2011-2015. Rendahnya produktivitas jagung di Provinsi Lampung dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu faktor fisik (Iklim, Curah hujan, dan Tanah) dan faktor biologis (Varietas, Hama, Penyakit, dan Gulma), serta faktor sosial dan ekonomi.

Akhir-akhir ini Provinsi lampung dikejutkan dengan adanya serangan besar-besran hama minor yaitu Wereng Perut Putih Stenocranus pasificus Kirkaldy (Hemiptera : Delphacidae).  Hama ini merupakan jenis wereng yang berbeda dari jenis wereng yang biasanya dijumpai di pertanaman jagung Indonesia. Hama wereng yang biasa dijumpai pada pertanaman jagung berasal dari spesies Perigrinus maidis (Ashmd.). Menurut Kalshoven (1981), Perigrinus maidis (Ashmd.) merupakan hama wereng pada tanaman jagung. Hama ini memiliki siklus hidup 25 hari, dengan fase telur selama 8 hari yang diletakkan dibagian bawah helaian daun, kelopak daun, dan di bawah kelopak bunga jantan yang masih muda. Makroptera memiliki ciri pada bagian ujung sayap berupa bintik hitam dan garis oker di bagian belakang sayap. Sedangkan brakiptera memiliki sayap transparan dengan beberapa bintik hitam. Makroptera dan brakiptera memiliki ciri yang sama berupa pola hitam-putih yang khas di bagian ventral abdomen.

Sumber: Susilo dkk, 2017
Gambar 1. Fenologi umum serangan wereng pada tanaman jagung. Deposisi parit cottonywax putih di sepanjang tepi tulang daun (A) noda pada dasar daun (B) yang menunjukkan lokasi oviposisi, munculnya koloni wereng (C), dan munculnya gejala hopperburn tanpa (D) atau dengan jelaga- pertumbuhan jamur (E).


Saturday, December 2, 2017

Izin memperkenalkan diri kaka..

Assalamualaikum

Salam sejahtera untuk kita semua.
Alhamdulillah setelah sekian kali penulis gonta ganti buat blog, edit sana edit sini dan failed, akhirnya taraaa.... jadilah blog yang sekarang ini. Walaupun jauh dari kata sempurna dan sama sekali gak bisa disandingkan dengan blog blog keceh punya blogger blogger senior, semoga blog ini setidaknya bisa memberikan manfaat untuk kita semua, Aamiin :).

Jadi, blog “Mahasiswa Sahabat Petani” adalah blog yang penulis dedikasiin buat sharing mengenai ilmu-ilmu pertanian yang penulis dapet selama berkuliah di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung memberikan informasi mengenai kondisi pertanian saat ini dari sudut pandang mahasiswa pertanian (read: penulis) yang Insyaalah semua tulisan-tulisan yang sifatnya agak ilmiah akan disertakan sumber-sumber yang relevan seperti jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan publikasi badan yang memang berwenang di bidangnya sehingga penulis gak cuma ngoceh bauk aja :).  

Blog ini adalah blog tempat penulis belajar. Belajar menulis, belajar mengingat masa lalu (Read: materi yang udah lewat), dan belajar untuk memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang lebih bermanfaat (well, kalo nge-blog itu termasuk kegiatan yang bermanfaat sih.), mohon maaf jika dari segi tata bahasa masih acak-acakan dan kurang memenuhi kaidah EYD, maaf kalo nantinya penulis suka curhat :). Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan buat penulis dan untuk kebaikan kita bersama.


Wassalamualaikum